Penerapan Reliabilitas Tes Paralel

Kontribusi artikel dari Jelpa Periantalo 

Isilah Skala dibawah ini !                                               
BAHASA INGGRIS adalah pelajaran yang ....
Tidak Menarik                         1 2 3 4 5 6 7                Menarik
Membosankan                        1 2 3 4 5 6 7                Membetahkan
Tidak Berharga                       1 2 3 4 5 6 7                Berharga
Tidak Mengasyikan                1 2 3 4 5 6 7                Mengasyikan 
Melesukan                              1 2 3 4 5 6 7                Menggairahkan
Tidak Bernilai                          1 2 3 4 5 6 7                Bernilai


Seorang teman saya pernah menimbang berat badan di suatu poliklinik, ia tidak percaya dengan hasil berat badannya. Dia berpikir bahwa hasil berat badan tidak seperti yang ia lihat dari timbangan tersebut. Ia lantas menanyakan ke petugas apakah ada timbangan yang lain, untuk memastikan bahwa hasil timbangan tersebut salah. Ia pun diminta untuk menimbang ke ruang yang lain dengan timbangan yang mereknya persih. Apa pendapat anda tentang hasilnya? Jawaban adalah sama persis, hasil timbangan sama dengan yang sebelumnya. Reliabilitas berkaitan dengan keterpercayaan hasil ukur, apakah hasil ukur tersebut akurat, bisa jadi ada hal lain yang ikut terukur. Untuk melihat keakuratan hasilnya,  kita coba dengan alat yang lain untuk memastikan hasilnya. Pada dunia moto GP, pabrikan menyedia lebih dari satu motor saat balapan.

Reliabilitas tes parallel, didapat dengan memberikan dua alat ukur yang parallel pada sekelompok subjek pada satu kurun waktu. Hasil dari alat ukur tersebut harus setara karena semua spesifikasi adalah sama. Untuk melihat konsistensi ukurnya, maka dilakukan uji korelasi, diharapkan korelasi rxx’ 0,9 didapat. Sebelum dilakukan uji reliabilitas, kita perlu melakukan uji spesifikasi keparalelan baik di atas kertas maupun di lapangan. Di atas kertas, alat ukur tersebut memiliki teori yang sama, jumlah aitem yang setara dan bunyi aitem yang sama. Secara lapangan, alat ukur tersebut memiliki Mean (M), Varians (S²)dan korelasi dengan variabel yang setara (r). Asumsi tersebut terpenuhi, uji reliabilitas tes parallel dapat dilakukan. Skala utama kita beri symbol (x), skala kedua diberi symbol (x’). Hasil dari uji tersebut disebut sebagai koefisien ekivalensi dengan simbel rxx’.

Skala Utama (X)                     Skala Paralel (X’)
                                   
            M                                 16,81                                       16,75
            S²                                9,42                                         9,34
            r                                   0,15                                         0,13

Mari kita kembali lagi pada bagian pertama tentang skala sikap terhadap pelajaran bahasa Inggriss. Tiga aitem pertama merupakan aitem untuk skala utama, tiga aitem kedua merupakan aitem skala parallel. Skala tersebut berasal dari teori yang sama, jumlah yang sama serta bunyi aitem yang setara. Aitem tersebut sebenarnya berasal dari analisis faktor yang telah dilakukan oleh peneliti. Mari kita melihat hasil analisis lapangan berdasarkan data, kedua skala tersebut diberikan kepada sekelompok subjek untuk infomasi Statistika. Mean skala utama dengan skala parallel adalah setara, yaitu: 16-an.  Varians kedua skala pun setara, sekitar angka 9. Penulis melakukan uji korelasi dengan kepribadian extrovert, hasilnya pun bahwa kedua memiliki koefisien korelasi yang setara. Uji Statistika telah menyatakan kedua alat ukur tersebut parallel, reliabilitas tes parallel dapat dilakukan melalui uji korelasi.

Skala Utama
                                                                        (x’)

Skala Paralel                                       0,859
        (x)                                                N=259                        
  
Uji korelasi dengan menggunakan teknik Spearman Rho menghasilkan koefisien ekivalensi rxx’= 0,859. Kenapa menggunakan korelasi Spearman, data tersebut tidak terdistribusi normal sehingga Statistika NonParametrik perlu dilakukan. Uji tersebut menunjukan banyak sebanyak 85% skor tampak merupakan variasi dari skor murni subjek dalam kelompok tersebut. Sebanyak 15% variasi skor tampak berasal dari kesalahan pengukuran. Untuk keperluan diagnosis maupun penelitian, skala sikap terhadap pelajaran Bahasa Inggris dinyatakan reliabell. Jika anda mengenal Tes Kecerdasan Standford Binet Inteligence Scale, ia menggunakan reliabilitas tes parallel dalam ujinya. Pada form lembar jawaban, kita menemukan tulisan Form L-M, yang menandakan bahwa dia memiliki dua bentuk paralel, bentuk L dan M. Tes Kreativitas Verbal di adopsi oleh Prof. S. C. Utami Munandar di Indonesia,  LPSP3 UI menyedia dua bentuk, yaitu: utama dan parallel.

Contoh tes paralel dapat didownload di sini


Sumber:
Periantalo, J. & Fadzlul.  (2016). Penyusunan skala sikap terhadap pelajaran dasar. Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora, 18 (1), 23-33.


Artikel ditulis oleh:
Jelpa Periantalo (Dosen Psikologi Universitas Jambi, Penulis buku Penyusunan Skala Psikologi: Asyik, Mudah & Bermanfaat)


Mahasiswa PhD di ELTE, Hungaria. Dosen Psikologi di UMM, Indonesia.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Kontribusi artikel dari Jelpa Periantalo 

Isilah Skala dibawah ini !                                               
BAHASA INGGRIS adalah pelajaran yang ....
Tidak Menarik                         1 2 3 4 5 6 7                Menarik
Membosankan                        1 2 3 4 5 6 7                Membetahkan
Tidak Berharga                       1 2 3 4 5 6 7                Berharga
Tidak Mengasyikan                1 2 3 4 5 6 7                Mengasyikan 
Melesukan                              1 2 3 4 5 6 7                Menggairahkan
Tidak Bernilai                          1 2 3 4 5 6 7                Bernilai


Seorang teman saya pernah menimbang berat badan di suatu poliklinik, ia tidak percaya dengan hasil berat badannya. Dia berpikir bahwa hasil berat badan tidak seperti yang ia lihat dari timbangan tersebut. Ia lantas menanyakan ke petugas apakah ada timbangan yang lain, untuk memastikan bahwa hasil timbangan tersebut salah. Ia pun diminta untuk menimbang ke ruang yang lain dengan timbangan yang mereknya persih. Apa pendapat anda tentang hasilnya? Jawaban adalah sama persis, hasil timbangan sama dengan yang sebelumnya. Reliabilitas berkaitan dengan keterpercayaan hasil ukur, apakah hasil ukur tersebut akurat, bisa jadi ada hal lain yang ikut terukur. Untuk melihat keakuratan hasilnya,  kita coba dengan alat yang lain untuk memastikan hasilnya. Pada dunia moto GP, pabrikan menyedia lebih dari satu motor saat balapan.

Reliabilitas tes parallel, didapat dengan memberikan dua alat ukur yang parallel pada sekelompok subjek pada satu kurun waktu. Hasil dari alat ukur tersebut harus setara karena semua spesifikasi adalah sama. Untuk melihat konsistensi ukurnya, maka dilakukan uji korelasi, diharapkan korelasi rxx’ 0,9 didapat. Sebelum dilakukan uji reliabilitas, kita perlu melakukan uji spesifikasi keparalelan baik di atas kertas maupun di lapangan. Di atas kertas, alat ukur tersebut memiliki teori yang sama, jumlah aitem yang setara dan bunyi aitem yang sama. Secara lapangan, alat ukur tersebut memiliki Mean (M), Varians (S²)dan korelasi dengan variabel yang setara (r). Asumsi tersebut terpenuhi, uji reliabilitas tes parallel dapat dilakukan. Skala utama kita beri symbol (x), skala kedua diberi symbol (x’). Hasil dari uji tersebut disebut sebagai koefisien ekivalensi dengan simbel rxx’.

Skala Utama (X)                     Skala Paralel (X’)
                                   
            M                                 16,81                                       16,75
            S²                                9,42                                         9,34
            r                                   0,15                                         0,13

Mari kita kembali lagi pada bagian pertama tentang skala sikap terhadap pelajaran bahasa Inggriss. Tiga aitem pertama merupakan aitem untuk skala utama, tiga aitem kedua merupakan aitem skala parallel. Skala tersebut berasal dari teori yang sama, jumlah yang sama serta bunyi aitem yang setara. Aitem tersebut sebenarnya berasal dari analisis faktor yang telah dilakukan oleh peneliti. Mari kita melihat hasil analisis lapangan berdasarkan data, kedua skala tersebut diberikan kepada sekelompok subjek untuk infomasi Statistika. Mean skala utama dengan skala parallel adalah setara, yaitu: 16-an.  Varians kedua skala pun setara, sekitar angka 9. Penulis melakukan uji korelasi dengan kepribadian extrovert, hasilnya pun bahwa kedua memiliki koefisien korelasi yang setara. Uji Statistika telah menyatakan kedua alat ukur tersebut parallel, reliabilitas tes parallel dapat dilakukan melalui uji korelasi.

Skala Utama
                                                                        (x’)

Skala Paralel                                       0,859
        (x)                                                N=259                        
  
Uji korelasi dengan menggunakan teknik Spearman Rho menghasilkan koefisien ekivalensi rxx’= 0,859. Kenapa menggunakan korelasi Spearman, data tersebut tidak terdistribusi normal sehingga Statistika NonParametrik perlu dilakukan. Uji tersebut menunjukan banyak sebanyak 85% skor tampak merupakan variasi dari skor murni subjek dalam kelompok tersebut. Sebanyak 15% variasi skor tampak berasal dari kesalahan pengukuran. Untuk keperluan diagnosis maupun penelitian, skala sikap terhadap pelajaran Bahasa Inggris dinyatakan reliabell. Jika anda mengenal Tes Kecerdasan Standford Binet Inteligence Scale, ia menggunakan reliabilitas tes parallel dalam ujinya. Pada form lembar jawaban, kita menemukan tulisan Form L-M, yang menandakan bahwa dia memiliki dua bentuk paralel, bentuk L dan M. Tes Kreativitas Verbal di adopsi oleh Prof. S. C. Utami Munandar di Indonesia,  LPSP3 UI menyedia dua bentuk, yaitu: utama dan parallel.

Contoh tes paralel dapat didownload di sini


Sumber:
Periantalo, J. & Fadzlul.  (2016). Penyusunan skala sikap terhadap pelajaran dasar. Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora, 18 (1), 23-33.


Artikel ditulis oleh:
Jelpa Periantalo (Dosen Psikologi Universitas Jambi, Penulis buku Penyusunan Skala Psikologi: Asyik, Mudah & Bermanfaat)


No comments

Artikel Lainnya