Estimasi Reliabilitas Antar Rater (Interrater Reliability) dengan SPSS

Dalam proses uji reliabilitas alat ukur, pendekatan konsistensi internal dengan koefisien Alpha Cronbach menjadi koefisien reliabilitas yang menjadi yang paling populer. Pendekatan ini cocok digunakan untuk alat ukur yang sifatnya self repport, sehingga reliabilitas dimaknai sebagai konsistensi jawaban dari responden terhadap item-item dalam alat ukur. Pendekatan lain yang menggunakan prinsip berbeda adalah reliabilitas antar rater. Pendekatan ini dipakai untuk menilai kesepakatan antar rater dalam menilai suatu individu. Dengan demikian reliabilitas tersebut melekat pada skor yang diberikan, bukan pada alat ukurnya. Misalkan dalam suatu kompetisi lompat indah, dua juri menilai seberapa indah lompatan atlet tersebut. Jika kedua juri tersebut memiliki penilaian yang hampir sama, maka ada kesepakatan penilaian, yang berarti reliabilitasnya tinggi. Namun sebaliknya, jika juri pertama menilai lompatannya sangat indah sedangkan juri kedua menilai lompatannya biasa saja, maka tidak ada kesepakatan.

Prosedur Adaptasi Alat Ukur

Salah satu kesalahan umum dalam proses adaptasi adalah bahwa adaptasi hanya dilakukan dengan menerjemahkan alat ukur dari bahasa asing ke bahasa Indonesia. Padahal jika dipelajari lebih dalam lagi, adaptasi bukan semata-mata menerjemahkan alat ukur, namun juga menyesuaikan apakah tes tersebut kontekstual dengan kondisi sosial budaya masyarakat tujuan. Adaptasi alat ukur meliputi aktivitas dari menentukan apakah alat ukur dapat mengukur konstruk yang sama dalam bahasa dan budaya yang berbeda, memilih penerjemah, memutuskan akomodasi yang sesuai, sampai mengecek kesetaraannya dalam bentuk yang diadaptasi (Hambleton, Merenda, & Spielberger 2005).
Estimasi Reliabilitas Antar Rater (Interrater Reliability) dengan SPSS
Dalam proses uji reliabilitas alat ukur, pendekatan konsistensi internal dengan koefisien Alpha Cronbach menjadi koefisien reliabilitas yang menjadi yang paling populer. Pendekatan ini cocok digunakan untuk alat ukur yang sifatnya self repport, sehingga reliabilitas dimaknai sebagai konsistensi jawaban dari responden terhadap item-item dalam alat ukur. Pendekatan lain yang menggunakan prinsip berbeda adalah reliabilitas antar rater. Pendekatan ini dipakai untuk menilai kesepakatan antar rater dalam menilai suatu individu. Dengan demikian reliabilitas tersebut melekat pada skor yang diberikan, bukan pada alat ukurnya. Misalkan dalam suatu kompetisi lompat indah, dua juri menilai seberapa indah lompatan atlet tersebut. Jika kedua juri tersebut memiliki penilaian yang hampir sama, maka ada kesepakatan penilaian, yang berarti reliabilitasnya tinggi. Namun sebaliknya, jika juri pertama menilai lompatannya sangat indah sedangkan juri kedua menilai lompatannya biasa saja, maka tidak ada kesepakatan.
Prosedur Adaptasi Alat Ukur
Salah satu kesalahan umum dalam proses adaptasi adalah bahwa adaptasi hanya dilakukan dengan menerjemahkan alat ukur dari bahasa asing ke bahasa Indonesia. Padahal jika dipelajari lebih dalam lagi, adaptasi bukan semata-mata menerjemahkan alat ukur, namun juga menyesuaikan apakah tes tersebut kontekstual dengan kondisi sosial budaya masyarakat tujuan. Adaptasi alat ukur meliputi aktivitas dari menentukan apakah alat ukur dapat mengukur konstruk yang sama dalam bahasa dan budaya yang berbeda, memilih penerjemah, memutuskan akomodasi yang sesuai, sampai mengecek kesetaraannya dalam bentuk yang diadaptasi (Hambleton, Merenda, & Spielberger 2005).

Artikel Lainnya