Cara Membuat Kategorisasi Data Penelitian dengan SPSS

Dalam laporan karya ilmiah, peneliti tidak hanya melaporkan hasil dari uji hipotesisinya dengan statistik inferensial saja, tetapi juga memberikan deskripsi dari data yang diperoleh. Hal ini dilakukan untuk memberikan informasi bagi pembaca awam serta kedalaman dalam pembahasan. Pada umumnya bagian deskriptif subjek memuat  gambaran mengenai jumlah subjek yang dianalisis berdasarkan karakteristik mereka yang relevan (seperti jenis kelamin, usia, pendidikan, dll). Deskripsi subjek kemudian diikuti oleh deskripsi data penelitian yang memuat statistik deskriptif pada masing-masing variabel yang dianalisis, seperti banyaknya subjek (n), mean (M), deviasi standar (s), varians (s2), skor minimum (Xmin), dan skor maksimum (Xmaks). Dari informasi deskriptif yang diperoleh tadi, kita dapat mengetahui keadaan subjek pada aspek alau variabel yang diteliti.

Salah satu manfaat kita mengetahui itu adalah untuk mengkategorikan subjek kita memiliki skor skala yang tinggi, sedang, atau rendah. Oleh karena itu, tulisan kali ini akan memaparkan bagaimana cara membuat kategorisasi skor subjek dari hasil pengukuran skala dengan SPSS.

Membuat kriteria kategorisasi
Langkah pertama untuk kita membuat kategorisasi adalah dengan menetapkan kriterianya terlebih dahulu. Ini juga tidak terlepas dari berapa jumlah kategori yang akan kita buat, misalkan 3 kategori (rendah, sedang, tinggi), atau 5 kategori (sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi). Penentuan kategori ini dadasari atas asumsi bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal. Distribusi normal terbagi atas enam bagian atau enam satuan deviasi standar, seperti pada gambar di bawah.

Untuk mengkategorikan hasil pengukuran menjadi tiga kategori, pedoman yang bisa digunakan adalah:
Rendah
X < M – 1SD
Sedang
M – 1SD < X < M + 1SD
Tinggi
M + 1SD < X

Sedangkan jika ingin membuat lima kategori, pedoman yang bisa digunakan adalah:
Sangat Rendah
X < M – 1,5SD
Rendah
M – 1,5SD < X < M – 0,5SD
Sedang
M – 0,5SD < X < M + 0,5SD
Tinggi
M + 0,5SD < X < M + 1,5SD
Sangat tinggi
M + 1,5SD < X
Keterangan:
M = Mean
SD = standar deviasi
*Panduan kategorisasi ini dapat dilihat di buku Azwar (2012).

Sebenarnya tidak ada pedoman khusus tentang berapa jumlah kategori yang ingin kita buat dan berapa batasan skor pada masing-masing kategori. Pedoman di atas hanyalah pedoman yang dibuat oleh salah satu ahli dalam bidang pengukuran. Meskipun demikian, peneliti bisa memodifikasi kreteria yang dibuat sesuai dengan kebutuhannya, asalkan tetap logis dan proporsional.

Misalkan, saya punya contoh skala asertivitas model skala likert dengan skala 1-5. Jumlah item dalam skala tersebut adalah 12. Saya ingin menkategorikan subjek ke dalam 3 kelompok, yakni rendah, sedang, dan tinggi. Dengan demikian, jika subjek menjawab nilai paling rendah semua, yakni 1, maka skor yang mungkin didapatkan adalah 1x12 = 12 (Xmin). Sedangkan jika subjek menjawab nilai paling tinggi semua, yakni 5, maka skor yang mungkin didapatkan adalah 5x12 = 60 (Xmaks). Dengan demikian Range dari data tersebut adalah 60-12 = 48. Karena kita tahu bahwa kurve normal terdiri atas 6 standar deviasi, maka tiap standar deviasi nilainya adalah 48/6=8. Kita juga tahu bahwa dalam kurve normal, nilai mean selalu berada di tengah, dengan demikian mean = (12+60) / 2 = 36.

Xmin = 12
Xmaks = 60
Range = Xmaks – Xmin
= 60-12 = 48
Mean   = (Xmaks + Xmin) / 2
= (12+60) / 2 = 36
SD       = Range / 6
= 48/6 = 8

Karena kita sudah mendapatkan nilai mean dan SD, maka kita bisa membuat kriteria kategorisasi berdasarkan pedoman yang sudah ada.
Rendah
X < M – 1SD
X < 36 – 8
X < 28
Sedang
M – 1SD < X < M + 1SD
36 – 8 < X < 36 + 8
28 < X < 44
Tinggi
M + 1SD < X
36 + 8 < X
44 < X

Kita sudah mendapatkan kriteria penentuan kategorisasi, selanjutnya kita tinggal mencocokkan dengan data kita. Jadi misalkan si A mendapat skor 30, maka dia memiliki asertivitas yang sedang.

Menentukan kategori di SPSS
Jika kita memiliki data yang sedikit, misal di bawah 30, kita masih bisa dengan mudah mengkategorikan dengan manual satu per satu. Namun jika subjek kita ratusan, alangkah lebih mudah kalau kita memanfaatkan software seperti Excel atau SPSS. Kali ini saya akan menjelaskan prosedur menentukan kategorisasi dengan SPSS.

Untuk mengkategorikan data, ikuti langkah berikut
1.    Klik TransformRecode into different variables
2.    Masukkan skor total ke kotak di kanan
3.    Pada output variables, isi name dengan nama variabel baru kita, misal kat_asertivitas
4.    Klik old and new values
5.    Kita akan membuat kode untuk kategori rendah dahulu. Misal kategori rendah kita kode 1, jadi pada new value kita isi value dengan 1. Karena dari kriteria kita tadi kelompok rendah adalah yang memiliki X < 28, maka pada bagian old value kita pilih range, LOWEST through value dan kita isi 27,5. Kenapa 27,5, kenapa bukan 28 saja? Karena skor 28 sudah masuk kategori sedang, sedangkan kategori rendah adalah di bawah 28. Jadi kita ambil batasnya adalah 27,5. Lalu kalau sudah klik add. Ini akan mengubah semua nilai yang memiliki skor dibawah 27,5 menjadi kode 1.
6.    Kita lanjut membuat kode kategori sedang. Misal kategori sedang kita kode 2, jadi pada new value kita isi value dengan 2. Karena dari kriteria kita tadi kelompok sedang adalah yang memiliki 28 < X < 44, maka pada bagian old value kita pilih range dan isi kotak pertama dengan 28 dan kotak kedua dengan 43,5. Kenapa batas atasnya 43,5, kenapa bukan 44 saja? Sama seperti langkah sebelumnya, karena 44 sudah masuk kategori tinggi, sedangkan sedang adalah dibawah 44. Lalu kalau sudah klik add. Ini akan mengubah semua nilai yang memiliki skor 28 sd 43,5 menjadi kode 2.
7.    Kita lanjut membuat kode untuk kategori tinggi. Misal kategori tinggi kita kode 3, jadi pada new value kita isi value dengan 3. Karena dari kriteria kita tadi kelompok tinggi adalah yang memiliki 44 < X, maka pada bagian old value kita pilih range, value through HIGHEST dan kita isi 44. Lalu klik add. Ini akan mengubah semua nilai yang memiliki skor 44 ke atas menjadi kode 3.
8.    Kalau sudah, klik continue
9.    Klik change, lalu OK

Jika kita kembali ke data kita, kita akan menjumpai variabel baru bernama kat_asertivitas. Variabel itu tak lain adalah kategori skor subjek pada variabel asertivitas. angka 1 menunjukkan rendah, 2 menunjukkan sedang, dan 3 menunjukkan tinggi.
Untuk mengubah label kode, kita bisa klik tab variable view di kiri bawah, lalu kita klik pada variabel kat_asertivitas, klik kotak pada kolom values, lalu kita beri values labels. Value 1 label rendah, lalu klik add. Value 2 label sedang, lalu klik add. Value 3 label tinggi, lalu klik add. Jika sudah klik OK.
Sekarang kita sudah selesai mengkategorikan subjek ke dalam kelompok rendah, sedang, atau tinggi asertivitasnya sesuai dengan skor skala yang diperoleh.

Menghitung frekuensi masing-masing kelompok
Untuk mengh itung berapa jumlah subjek yang memiliki asertivitas rendah, sedang, dan tinggi, kita dapat memanfaatkan menu frequencies di SPSS. Caranya adalah:
1.    Klik Analyze – descriptive statistics – frequencies
2.    Masukkan variabel kat_asertivitas, lalu klik OK
3.    Akan keluar output seperti gambar di bawah
Sampai disini kita sudah bisa mengetahui bahwa sebagian besar subjek memiliki asertivitas yang tinggi (59,3%), dan hanya sedikit sekali yang memiliki asertivitas rendah (2,8%).

Prosedur di atas adalah cara mengkategorisasikan data berdasarkan pada statistik hipotetik. Prosedur ini dijelaskan Prof. Azwar dalam bukunya Azwar (2012) dan di jurnal Azwar (1993). Penggunaan statistika hipotetik menggunakan alat ukur sebagai acuan. Penggunaan prosedur ini mensyaratkan alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang sudah divalidasi. Selain penggunaan statistik hipotetik, beberapa peneliti juga menggunakan statistik empirik. Perbedaan keduanya akan dibahas pada artikel lain.

REFERENSI
Azwar, S. (1993). "Kelompok subjek ini memiliki harga diri yang rendah"; kok, tahu...? Buletin Psikologi, I(2), 13-17.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mahasiswa PhD di ELTE, Hungaria. Dosen Psikologi di UMM, Indonesia.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

66 komentar

Write komentar
July 16, 2018 at 8:09 AM delete

Sangat bermanfaat dan membatu skripsi saya! terima kasih banyak sudah berbagi ilmu

Reply
avatar
August 22, 2018 at 8:15 AM delete

Terimakasih untuk ilmunya ..

Reply
avatar
October 7, 2018 at 5:35 PM delete

Mas Ada alamat email atau wa ga, pengen nanya2

Reply
avatar
November 10, 2018 at 2:14 AM delete

Sangat bermanfaat...smg terus share ilmu yg bermanfaat, terima kasih

Reply
avatar
December 4, 2018 at 7:05 PM delete

Terima kasih penjelasannya Mas Hanif, sangat membantu pengerjaan laporan PSNK

Reply
avatar
December 16, 2018 at 5:21 PM delete

"Penentuan kategori ini dadasari atas asumsi bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal"
Lalu bagaimana jika skor populasi subjek tidak terdistribusi normal? Apakah bisa dilakukan kategorisasi? Jika bisa bagaimana caranya?
Terima kasih.

Reply
avatar
December 20, 2018 at 1:45 PM delete

Setelah nyari-nyari dan bingung.. Alhamdulillah nyasar di web ini
Jazakallah khairan, sangat-sangat bermanfaat min..

Reply
avatar
January 5, 2019 at 2:25 AM delete

Kok saya nyari ada yang missing system' itu gmna ya mas.. mohon pencerahannya.

Reply
avatar
January 6, 2019 at 10:36 PM delete

Mohon maaf. Adakah buku azwarnya?

Reply
avatar
February 15, 2019 at 1:55 AM delete

mas mau tanya penting sekali mas... ini kan kurve normal terdiri atas 6 standar deviasi. dan ini data berdistribusi normal..

yang menjadi pertanyaan saya,. kalau kurva tidak normalnya berapa standar deviasi? dibagi berapauntuk menentukan standar deviasi?

kalau rumus mencari nilai median gimana mas? mohon dibalas ya mas.. terimakasih

Reply
avatar
March 27, 2019 at 7:14 AM delete

saya disuruh mencari tingkatan per dimensi . dimensi mana yg lebih tiggi daripada yg dimensi yg lain. harusnya saya pakai rumus yg apa ya pak? hehe mohon bantuannya.terimaksih bnhk.

Reply
avatar
June 30, 2019 at 6:48 AM delete This comment has been removed by the author.
avatar
June 30, 2019 at 8:37 AM delete

maaf saya masih bingung di poin ke 5 ke bawah heheehe... apakah mungkin ada gambar per poin?

Reply
avatar
September 11, 2019 at 10:31 PM delete

Bismillah...

Maaf, mas itu yang rumus pengkategoriannya pake statistik hipotetik apa statistik empiris?

Reply
avatar
September 18, 2019 at 9:17 PM delete

Maaf mau nanya, kalau dibuat jadi 2 kategori bagaimana?

Reply
avatar
December 21, 2019 at 6:22 PM delete

Mau tanya kalau di buat 8 katagori bagaimana ya?

Reply
avatar
March 30, 2020 at 8:27 AM delete

Terima kasih pak hanif, sangat membantu saya

Reply
avatar
April 10, 2020 at 6:45 AM delete

Mohon maaf pak,saya mau tanya kalau nilai rendahnya tidak muncul apakah ada yg salah saat penghitungan atau gimana ya? Soalnya sudah saya ulang2 msh jga tidaj muncul nilai rendah nya

Reply
avatar
April 10, 2020 at 3:43 PM delete

Bukan salah hitung, ya itu berarti subjek kamu tidak ada yang skornya rendah

Reply
avatar
May 4, 2020 at 7:11 PM delete This comment has been removed by the author.
avatar
Anonymous
June 5, 2020 at 6:58 AM delete

selamat malam pak, saya ingin bertanya untuk rumus yang menggunakan 2 kategori (rendah dan tinggi) bagaimana ya pak? mohon pencerahannya ya pak ��

Reply
avatar
June 5, 2020 at 7:48 AM delete

Tinggal gunakan mean hipotetik saja. Nilai yang di atas mean berarti tinggi, yang di bawah mean berarti rendah

Reply
avatar
Anonymous
June 12, 2020 at 4:34 PM delete

maaf ingin bertanya, kalau sebaran datanya tidak normal bagaimana ya pak?

Reply
avatar
Anonymous
June 25, 2020 at 12:39 AM delete

Pak, cara membuat 5 kategori di spss gimana ya?

Reply
avatar
June 28, 2020 at 9:37 PM delete

Pak, saya ingin bertanya, bagaimana cara membuat kategorisasi statistik hipotetik 3 variabel di spss yang hasilnya bisa menjadi 1 tabel?

Reply
avatar
June 30, 2020 at 2:15 AM delete This comment has been removed by the author.
avatar
July 21, 2020 at 5:30 AM delete

Kalau membuat jadi satu tabelnya di SPSS tidak bisa, yang bisa dilakukan diedit di excel atau word

Reply
avatar
July 21, 2020 at 6:55 AM delete This comment has been removed by the author.
avatar
July 21, 2020 at 11:54 AM delete

Selamat malam. Pak Hanif mohon dibantu, skripsi saya ingin membedakan jenis motif penggunaan media ditinjau dari jenis kelamin. Yang saya tanyakan bagaimana caranya untuk mengetahui bahwa jenis kelamin P/L masuk ke dalam jenis motif yang mana.
Fyi: ada 3 jenis motif. Terimakasih, tolong dijawab pak :(

Reply
avatar
July 26, 2020 at 8:05 AM delete

terimakasih atas pencerahannya

Reply
avatar
aya
August 12, 2020 at 12:48 PM delete

Ka, kalo terjadi missing itu kenapa yaa? Apa bisa dihilangkan si missing itu?? Ada pengaruh nya ga sih sama data yg ada diolah nanti??

Reply
avatar
m
September 21, 2020 at 8:22 AM delete

mau bertanya pak, kalau 2 kategori saja tinggi dan rendah apakah rumus nya sama?

Reply
avatar
September 21, 2020 at 8:24 AM delete

Kalau dua kategori bisa pakai mean sebagai batasnya

Reply
avatar
Anonymous
November 2, 2020 at 7:16 PM delete

Kalau menggunakan rumus ini, apakah hasilnya nanti selalu terpusat di kategori "sedang"? Maksudnya yang masuk kategori sedang apakah selalu yang paling banyak?
Mohon jawaban dari Bpk, terimakasih

Reply
avatar
November 5, 2020 at 8:35 PM delete

Selamat siang pak.. saya ingin bertanya, untuk Mean yang dipakai dalam rumus yang tertera itu ditulis dengan “mean teoristis” nah apakah mean teoritis dan mean hipotetik itu sama ya pak? terima kasih pak sebulumnya..

Reply
avatar
December 26, 2020 at 5:08 PM delete

Selamat siang pak, saya ingin tanya, jika skor angketnya 1 0, apakah bisa mencari ketegorisasi dengan rumus tsb?

Reply
avatar
January 5, 2021 at 7:49 AM delete

kalau sebaran datanya tidak normal, masih bisa pakai rumus ini kah untuk membuat kategorisasi?

Reply
avatar
Tia
January 10, 2021 at 7:05 AM delete

X disini apakah raw score atau standard score ya?

Reply
avatar
January 12, 2021 at 10:52 PM delete

Kak mau tanya, klo pada bagian statisticnya Missing terdapa angk 5 itu maksudnya apa ya? Apakah data tidak dapat dianalisis atau ada kesalahan pengisian angket? terimakasih

Reply
avatar
January 13, 2021 at 1:30 PM delete

Kak mau tanya, sebenernya ada dasar tersendiri ga sih kenapa kita harus pilih 3 atau 5 kategori, atau alasan pilih 3 atau 5 kategori itu suka2nya kita aja? Maksud saya apakah ada teorinya kapan kita harus buat 3 kategori dan kapan kita harus buat 5 kategori?

Reply
avatar
January 19, 2021 at 7:07 PM delete

Pak mau tanya itu bisa tahu kurve normalnya 6 tuh darimana ya? Saya likert nya 4 kan trs mau jadi 3 kategori jadinya bagaimana?

Reply
avatar
February 3, 2021 at 10:02 PM delete

Olah Data Semarang 2021
Menerima Jasa Olah Data Analisis Statistika Menggunakan
SPSS, AMOS, LISREL, Frontier 4.1, EVIEWS, SMARTPLS, STATA
DEAP 2.1, DLL
Contact Person WhatsApp
WA : +6285227746673 (085227746673)
#olahdatasemarang_2021
olahdatasemarang_2021

Reply
avatar
dee
April 28, 2021 at 2:00 PM delete

Pak kalau menggunakan kategorisasi ini berarti skalanya menjadi skala interval ya? lalu untuk uji hipotetiknya bagaimana? trims

Reply
avatar
June 11, 2021 at 5:45 PM delete

Tergantung jenis penelitian kamu apa. Contoh misalnua kl regresi biner 2 kategori, oridnal atau multinominal 3 kategori, dst

Reply
avatar
June 15, 2021 at 11:20 PM delete

Hasil jumlah total 12 itu hitungnya dari mana ya ?

Reply
avatar
June 20, 2021 at 2:20 PM delete

Hai kak makasih banyak artikelnya sangat bagus ya, skor ini juga sering banget dipakai saat ujian psikotes

Reply
avatar
July 19, 2021 at 1:01 AM delete

Mas mau tanya kalau untuk 2 kategori bagaimana ya membuatnya ?

Reply
avatar
August 4, 2021 at 1:34 AM delete

Mohon jawabannya penulis,
dikatakan disini "SD (standar deviasi) = Range/6" apakah rumus untuk mencari SD akan selalu seperti itu?
maksudku apakah angka 6 di sini adalah angka mutlak untuk rumus SD?

Terima Kasih, mohon jawabannya

Reply
avatar
August 11, 2021 at 8:36 PM delete

Pa maaf mau tanya untuk rumus 1sd itu maksudnya 1dikali SD bukan pak?

Reply
avatar
September 25, 2021 at 7:27 AM delete

good writing, very useful for all of us. I also want to share other information, please visit:
SPSS by UNAIR NEWS

Reply
avatar
December 2, 2021 at 7:33 PM delete

Jazakallahu Khairan pak atas ilmunya

Reply
avatar
December 13, 2021 at 2:25 AM delete

Jazakallah khairan bapak sudah membantu tugas saya

Reply
avatar
Anonymous
January 28, 2022 at 6:04 AM delete

Halo ka, Izin tanya apabila kuesioner yang digunakan memiliki 30item pernyataan dan 15 item pernyataan unfavorable dengan skalanya 1-4 apakah perhitungan untuk skor tertinggi nya tetap 4x30 atau seperti apa ya kak? Mohon bantuannya kaa takutnya salah salah memahami perhitungan kategorisasi ini ����

Reply
avatar
Anonymous
May 22, 2022 at 5:42 AM delete

Halo kak, izin bertanya kalau pedoman pengukuran ini sekiranya apakah bisa digunakan untuk menentukan kriteria pada hasil belajar? Terimakasih sebelumnya

Reply
avatar
July 15, 2022 at 8:32 PM delete

Selamat pagi pak, saya ingin bertanya kalau di buku Azwar langsung saya lihat untuk mean itu jumlah soal dikali 3, bagaimana ya pak? kalu emang seperti itu 3 nya dari mana? terimakasih pak

Reply
avatar
Anonymous
September 27, 2022 at 6:08 AM delete

Mohon maaf sebelum nya izin bertanya klo metode ini di pakai untuk nilai median bukan mean bisa atau tidak ya? Pak terima kasih

Reply
avatar
January 25, 2023 at 2:07 AM delete

Kalau untuk membuat 2 kategori bagaimana ya?

Reply
avatar
January 27, 2023 at 7:32 PM delete

Kalo semisal kategori skala nilainya tinggi semua bagaimana ya

Reply
avatar
May 1, 2023 at 2:21 AM delete

Kurve normal 6 apakah sdh pasti kak? kalo saya likert nya 4 dan mengunakan 3 kategori jadinya bagaimana?

Reply
avatar
Anonymous
June 28, 2023 at 10:42 AM delete

Halo kak, maaf banget izin tanya itu referensi kategori rumus nya dari mana yaa?

Reply
avatar
Anonymous
August 1, 2023 at 7:53 PM delete

Pak mau tanya dini ada rumus jika pengkategorian menggunakan 5 kategori ada keterangan rumus 1,5SD dan 0,5SD itu bedanya apa ya pak

Reply
avatar
Dalam laporan karya ilmiah, peneliti tidak hanya melaporkan hasil dari uji hipotesisinya dengan statistik inferensial saja, tetapi juga memberikan deskripsi dari data yang diperoleh. Hal ini dilakukan untuk memberikan informasi bagi pembaca awam serta kedalaman dalam pembahasan. Pada umumnya bagian deskriptif subjek memuat  gambaran mengenai jumlah subjek yang dianalisis berdasarkan karakteristik mereka yang relevan (seperti jenis kelamin, usia, pendidikan, dll). Deskripsi subjek kemudian diikuti oleh deskripsi data penelitian yang memuat statistik deskriptif pada masing-masing variabel yang dianalisis, seperti banyaknya subjek (n), mean (M), deviasi standar (s), varians (s2), skor minimum (Xmin), dan skor maksimum (Xmaks). Dari informasi deskriptif yang diperoleh tadi, kita dapat mengetahui keadaan subjek pada aspek alau variabel yang diteliti.

Salah satu manfaat kita mengetahui itu adalah untuk mengkategorikan subjek kita memiliki skor skala yang tinggi, sedang, atau rendah. Oleh karena itu, tulisan kali ini akan memaparkan bagaimana cara membuat kategorisasi skor subjek dari hasil pengukuran skala dengan SPSS.

Membuat kriteria kategorisasi
Langkah pertama untuk kita membuat kategorisasi adalah dengan menetapkan kriterianya terlebih dahulu. Ini juga tidak terlepas dari berapa jumlah kategori yang akan kita buat, misalkan 3 kategori (rendah, sedang, tinggi), atau 5 kategori (sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi). Penentuan kategori ini dadasari atas asumsi bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal. Distribusi normal terbagi atas enam bagian atau enam satuan deviasi standar, seperti pada gambar di bawah.

Untuk mengkategorikan hasil pengukuran menjadi tiga kategori, pedoman yang bisa digunakan adalah:
Rendah
X < M – 1SD
Sedang
M – 1SD < X < M + 1SD
Tinggi
M + 1SD < X

Sedangkan jika ingin membuat lima kategori, pedoman yang bisa digunakan adalah:
Sangat Rendah
X < M – 1,5SD
Rendah
M – 1,5SD < X < M – 0,5SD
Sedang
M – 0,5SD < X < M + 0,5SD
Tinggi
M + 0,5SD < X < M + 1,5SD
Sangat tinggi
M + 1,5SD < X
Keterangan:
M = Mean
SD = standar deviasi
*Panduan kategorisasi ini dapat dilihat di buku Azwar (2012).

Sebenarnya tidak ada pedoman khusus tentang berapa jumlah kategori yang ingin kita buat dan berapa batasan skor pada masing-masing kategori. Pedoman di atas hanyalah pedoman yang dibuat oleh salah satu ahli dalam bidang pengukuran. Meskipun demikian, peneliti bisa memodifikasi kreteria yang dibuat sesuai dengan kebutuhannya, asalkan tetap logis dan proporsional.

Misalkan, saya punya contoh skala asertivitas model skala likert dengan skala 1-5. Jumlah item dalam skala tersebut adalah 12. Saya ingin menkategorikan subjek ke dalam 3 kelompok, yakni rendah, sedang, dan tinggi. Dengan demikian, jika subjek menjawab nilai paling rendah semua, yakni 1, maka skor yang mungkin didapatkan adalah 1x12 = 12 (Xmin). Sedangkan jika subjek menjawab nilai paling tinggi semua, yakni 5, maka skor yang mungkin didapatkan adalah 5x12 = 60 (Xmaks). Dengan demikian Range dari data tersebut adalah 60-12 = 48. Karena kita tahu bahwa kurve normal terdiri atas 6 standar deviasi, maka tiap standar deviasi nilainya adalah 48/6=8. Kita juga tahu bahwa dalam kurve normal, nilai mean selalu berada di tengah, dengan demikian mean = (12+60) / 2 = 36.

Xmin = 12
Xmaks = 60
Range = Xmaks – Xmin
= 60-12 = 48
Mean   = (Xmaks + Xmin) / 2
= (12+60) / 2 = 36
SD       = Range / 6
= 48/6 = 8

Karena kita sudah mendapatkan nilai mean dan SD, maka kita bisa membuat kriteria kategorisasi berdasarkan pedoman yang sudah ada.
Rendah
X < M – 1SD
X < 36 – 8
X < 28
Sedang
M – 1SD < X < M + 1SD
36 – 8 < X < 36 + 8
28 < X < 44
Tinggi
M + 1SD < X
36 + 8 < X
44 < X

Kita sudah mendapatkan kriteria penentuan kategorisasi, selanjutnya kita tinggal mencocokkan dengan data kita. Jadi misalkan si A mendapat skor 30, maka dia memiliki asertivitas yang sedang.

Menentukan kategori di SPSS
Jika kita memiliki data yang sedikit, misal di bawah 30, kita masih bisa dengan mudah mengkategorikan dengan manual satu per satu. Namun jika subjek kita ratusan, alangkah lebih mudah kalau kita memanfaatkan software seperti Excel atau SPSS. Kali ini saya akan menjelaskan prosedur menentukan kategorisasi dengan SPSS.

Untuk mengkategorikan data, ikuti langkah berikut
1.    Klik TransformRecode into different variables
2.    Masukkan skor total ke kotak di kanan
3.    Pada output variables, isi name dengan nama variabel baru kita, misal kat_asertivitas
4.    Klik old and new values
5.    Kita akan membuat kode untuk kategori rendah dahulu. Misal kategori rendah kita kode 1, jadi pada new value kita isi value dengan 1. Karena dari kriteria kita tadi kelompok rendah adalah yang memiliki X < 28, maka pada bagian old value kita pilih range, LOWEST through value dan kita isi 27,5. Kenapa 27,5, kenapa bukan 28 saja? Karena skor 28 sudah masuk kategori sedang, sedangkan kategori rendah adalah di bawah 28. Jadi kita ambil batasnya adalah 27,5. Lalu kalau sudah klik add. Ini akan mengubah semua nilai yang memiliki skor dibawah 27,5 menjadi kode 1.
6.    Kita lanjut membuat kode kategori sedang. Misal kategori sedang kita kode 2, jadi pada new value kita isi value dengan 2. Karena dari kriteria kita tadi kelompok sedang adalah yang memiliki 28 < X < 44, maka pada bagian old value kita pilih range dan isi kotak pertama dengan 28 dan kotak kedua dengan 43,5. Kenapa batas atasnya 43,5, kenapa bukan 44 saja? Sama seperti langkah sebelumnya, karena 44 sudah masuk kategori tinggi, sedangkan sedang adalah dibawah 44. Lalu kalau sudah klik add. Ini akan mengubah semua nilai yang memiliki skor 28 sd 43,5 menjadi kode 2.
7.    Kita lanjut membuat kode untuk kategori tinggi. Misal kategori tinggi kita kode 3, jadi pada new value kita isi value dengan 3. Karena dari kriteria kita tadi kelompok tinggi adalah yang memiliki 44 < X, maka pada bagian old value kita pilih range, value through HIGHEST dan kita isi 44. Lalu klik add. Ini akan mengubah semua nilai yang memiliki skor 44 ke atas menjadi kode 3.
8.    Kalau sudah, klik continue
9.    Klik change, lalu OK

Jika kita kembali ke data kita, kita akan menjumpai variabel baru bernama kat_asertivitas. Variabel itu tak lain adalah kategori skor subjek pada variabel asertivitas. angka 1 menunjukkan rendah, 2 menunjukkan sedang, dan 3 menunjukkan tinggi.
Untuk mengubah label kode, kita bisa klik tab variable view di kiri bawah, lalu kita klik pada variabel kat_asertivitas, klik kotak pada kolom values, lalu kita beri values labels. Value 1 label rendah, lalu klik add. Value 2 label sedang, lalu klik add. Value 3 label tinggi, lalu klik add. Jika sudah klik OK.
Sekarang kita sudah selesai mengkategorikan subjek ke dalam kelompok rendah, sedang, atau tinggi asertivitasnya sesuai dengan skor skala yang diperoleh.

Menghitung frekuensi masing-masing kelompok
Untuk mengh itung berapa jumlah subjek yang memiliki asertivitas rendah, sedang, dan tinggi, kita dapat memanfaatkan menu frequencies di SPSS. Caranya adalah:
1.    Klik Analyze – descriptive statistics – frequencies
2.    Masukkan variabel kat_asertivitas, lalu klik OK
3.    Akan keluar output seperti gambar di bawah
Sampai disini kita sudah bisa mengetahui bahwa sebagian besar subjek memiliki asertivitas yang tinggi (59,3%), dan hanya sedikit sekali yang memiliki asertivitas rendah (2,8%).

Prosedur di atas adalah cara mengkategorisasikan data berdasarkan pada statistik hipotetik. Prosedur ini dijelaskan Prof. Azwar dalam bukunya Azwar (2012) dan di jurnal Azwar (1993). Penggunaan statistika hipotetik menggunakan alat ukur sebagai acuan. Penggunaan prosedur ini mensyaratkan alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang sudah divalidasi. Selain penggunaan statistik hipotetik, beberapa peneliti juga menggunakan statistik empirik. Perbedaan keduanya akan dibahas pada artikel lain.

REFERENSI
Azwar, S. (1993). "Kelompok subjek ini memiliki harga diri yang rendah"; kok, tahu...? Buletin Psikologi, I(2), 13-17.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

66 comments

  1. Sangat bermanfaat dan membatu skripsi saya! terima kasih banyak sudah berbagi ilmu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pak mau tanya dini ada rumus jika pengkategorian menggunakan 5 kategori ada keterangan rumus 1,5SD dan 0,5SD itu bedanya apa ya pak

      Delete
  2. Mas Ada alamat email atau wa ga, pengen nanya2

    ReplyDelete
  3. Sangat bermanfaat...smg terus share ilmu yg bermanfaat, terima kasih

    ReplyDelete
  4. Terima kasih penjelasannya Mas Hanif, sangat membantu pengerjaan laporan PSNK

    ReplyDelete
  5. "Penentuan kategori ini dadasari atas asumsi bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal"
    Lalu bagaimana jika skor populasi subjek tidak terdistribusi normal? Apakah bisa dilakukan kategorisasi? Jika bisa bagaimana caranya?
    Terima kasih.

    ReplyDelete
  6. Setelah nyari-nyari dan bingung.. Alhamdulillah nyasar di web ini
    Jazakallah khairan, sangat-sangat bermanfaat min..

    ReplyDelete
  7. Kok saya nyari ada yang missing system' itu gmna ya mas.. mohon pencerahannya.

    ReplyDelete
  8. Mohon maaf. Adakah buku azwarnya?

    ReplyDelete
  9. mas mau tanya penting sekali mas... ini kan kurve normal terdiri atas 6 standar deviasi. dan ini data berdistribusi normal..

    yang menjadi pertanyaan saya,. kalau kurva tidak normalnya berapa standar deviasi? dibagi berapauntuk menentukan standar deviasi?

    kalau rumus mencari nilai median gimana mas? mohon dibalas ya mas.. terimakasih

    ReplyDelete
  10. saya disuruh mencari tingkatan per dimensi . dimensi mana yg lebih tiggi daripada yg dimensi yg lain. harusnya saya pakai rumus yg apa ya pak? hehe mohon bantuannya.terimaksih bnhk.

    ReplyDelete
  11. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  12. maaf saya masih bingung di poin ke 5 ke bawah heheehe... apakah mungkin ada gambar per poin?

    ReplyDelete
  13. Bismillah...

    Maaf, mas itu yang rumus pengkategoriannya pake statistik hipotetik apa statistik empiris?

    ReplyDelete
  14. Maaf mau nanya, kalau dibuat jadi 2 kategori bagaimana?

    ReplyDelete
  15. Mau tanya kalau di buat 8 katagori bagaimana ya?

    ReplyDelete
  16. Terima kasih pak hanif, sangat membantu saya

    ReplyDelete
  17. Mohon maaf pak,saya mau tanya kalau nilai rendahnya tidak muncul apakah ada yg salah saat penghitungan atau gimana ya? Soalnya sudah saya ulang2 msh jga tidaj muncul nilai rendah nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan salah hitung, ya itu berarti subjek kamu tidak ada yang skornya rendah

      Delete
  18. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  19. selamat malam pak, saya ingin bertanya untuk rumus yang menggunakan 2 kategori (rendah dan tinggi) bagaimana ya pak? mohon pencerahannya ya pak ��

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tinggal gunakan mean hipotetik saja. Nilai yang di atas mean berarti tinggi, yang di bawah mean berarti rendah

      Delete
  20. maaf ingin bertanya, kalau sebaran datanya tidak normal bagaimana ya pak?

    ReplyDelete
  21. Pak, cara membuat 5 kategori di spss gimana ya?

    ReplyDelete
  22. Pak, saya ingin bertanya, bagaimana cara membuat kategorisasi statistik hipotetik 3 variabel di spss yang hasilnya bisa menjadi 1 tabel?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau membuat jadi satu tabelnya di SPSS tidak bisa, yang bisa dilakukan diedit di excel atau word

      Delete
  23. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  24. Selamat malam. Pak Hanif mohon dibantu, skripsi saya ingin membedakan jenis motif penggunaan media ditinjau dari jenis kelamin. Yang saya tanyakan bagaimana caranya untuk mengetahui bahwa jenis kelamin P/L masuk ke dalam jenis motif yang mana.
    Fyi: ada 3 jenis motif. Terimakasih, tolong dijawab pak :(

    ReplyDelete
  25. terimakasih atas pencerahannya

    ReplyDelete
  26. Ka, kalo terjadi missing itu kenapa yaa? Apa bisa dihilangkan si missing itu?? Ada pengaruh nya ga sih sama data yg ada diolah nanti??

    ReplyDelete
  27. mau bertanya pak, kalau 2 kategori saja tinggi dan rendah apakah rumus nya sama?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau dua kategori bisa pakai mean sebagai batasnya

      Delete
  28. Kalau menggunakan rumus ini, apakah hasilnya nanti selalu terpusat di kategori "sedang"? Maksudnya yang masuk kategori sedang apakah selalu yang paling banyak?
    Mohon jawaban dari Bpk, terimakasih

    ReplyDelete
  29. Selamat siang pak.. saya ingin bertanya, untuk Mean yang dipakai dalam rumus yang tertera itu ditulis dengan “mean teoristis” nah apakah mean teoritis dan mean hipotetik itu sama ya pak? terima kasih pak sebulumnya..

    ReplyDelete
  30. Selamat siang pak, saya ingin tanya, jika skor angketnya 1 0, apakah bisa mencari ketegorisasi dengan rumus tsb?

    ReplyDelete
  31. kalau sebaran datanya tidak normal, masih bisa pakai rumus ini kah untuk membuat kategorisasi?

    ReplyDelete
  32. X disini apakah raw score atau standard score ya?

    ReplyDelete
  33. Kak mau tanya, klo pada bagian statisticnya Missing terdapa angk 5 itu maksudnya apa ya? Apakah data tidak dapat dianalisis atau ada kesalahan pengisian angket? terimakasih

    ReplyDelete
  34. Kak mau tanya, sebenernya ada dasar tersendiri ga sih kenapa kita harus pilih 3 atau 5 kategori, atau alasan pilih 3 atau 5 kategori itu suka2nya kita aja? Maksud saya apakah ada teorinya kapan kita harus buat 3 kategori dan kapan kita harus buat 5 kategori?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tergantung jenis penelitian kamu apa. Contoh misalnua kl regresi biner 2 kategori, oridnal atau multinominal 3 kategori, dst

      Delete
  35. Pak mau tanya itu bisa tahu kurve normalnya 6 tuh darimana ya? Saya likert nya 4 kan trs mau jadi 3 kategori jadinya bagaimana?

    ReplyDelete
  36. Olah Data Semarang 2021
    Menerima Jasa Olah Data Analisis Statistika Menggunakan
    SPSS, AMOS, LISREL, Frontier 4.1, EVIEWS, SMARTPLS, STATA
    DEAP 2.1, DLL
    Contact Person WhatsApp
    WA : +6285227746673 (085227746673)
    #olahdatasemarang_2021
    olahdatasemarang_2021

    ReplyDelete
  37. Pak kalau menggunakan kategorisasi ini berarti skalanya menjadi skala interval ya? lalu untuk uji hipotetiknya bagaimana? trims

    ReplyDelete
  38. Hasil jumlah total 12 itu hitungnya dari mana ya ?

    ReplyDelete
  39. Hai kak makasih banyak artikelnya sangat bagus ya, skor ini juga sering banget dipakai saat ujian psikotes

    ReplyDelete
  40. Mas mau tanya kalau untuk 2 kategori bagaimana ya membuatnya ?

    ReplyDelete
  41. Mohon jawabannya penulis,
    dikatakan disini "SD (standar deviasi) = Range/6" apakah rumus untuk mencari SD akan selalu seperti itu?
    maksudku apakah angka 6 di sini adalah angka mutlak untuk rumus SD?

    Terima Kasih, mohon jawabannya

    ReplyDelete
  42. Pa maaf mau tanya untuk rumus 1sd itu maksudnya 1dikali SD bukan pak?

    ReplyDelete
  43. good writing, very useful for all of us. I also want to share other information, please visit:
    SPSS by UNAIR NEWS

    ReplyDelete
  44. Jazakallahu Khairan pak atas ilmunya

    ReplyDelete
  45. Jazakallah khairan bapak sudah membantu tugas saya

    ReplyDelete
  46. Halo ka, Izin tanya apabila kuesioner yang digunakan memiliki 30item pernyataan dan 15 item pernyataan unfavorable dengan skalanya 1-4 apakah perhitungan untuk skor tertinggi nya tetap 4x30 atau seperti apa ya kak? Mohon bantuannya kaa takutnya salah salah memahami perhitungan kategorisasi ini ����

    ReplyDelete
  47. Halo kak, izin bertanya kalau pedoman pengukuran ini sekiranya apakah bisa digunakan untuk menentukan kriteria pada hasil belajar? Terimakasih sebelumnya

    ReplyDelete
  48. Selamat pagi pak, saya ingin bertanya kalau di buku Azwar langsung saya lihat untuk mean itu jumlah soal dikali 3, bagaimana ya pak? kalu emang seperti itu 3 nya dari mana? terimakasih pak

    ReplyDelete
  49. Mohon maaf sebelum nya izin bertanya klo metode ini di pakai untuk nilai median bukan mean bisa atau tidak ya? Pak terima kasih

    ReplyDelete
  50. Kalau untuk membuat 2 kategori bagaimana ya?

    ReplyDelete
  51. Kalo semisal kategori skala nilainya tinggi semua bagaimana ya

    ReplyDelete
  52. Kurve normal 6 apakah sdh pasti kak? kalo saya likert nya 4 dan mengunakan 3 kategori jadinya bagaimana?

    ReplyDelete
  53. Halo kak, maaf banget izin tanya itu referensi kategori rumus nya dari mana yaa?

    ReplyDelete

Artikel Lainnya