Peranan Statistik dalam Penelitian

Penelitian dan statistik memang tidak akan bisa dipisahkan. Meskpun ada jenis penelitian lain yang tidak membutuhkan peranan statistika yang dominan (penelitian kualitatif), namun untuk bisa menghasilkan kesimpulan yang bisa digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas diperlukan ilmu statistika. Penelitian yang demikian merupakan penelitian kuantitatif dengan paradigma positivistik, yakni suatu gejala itu adalah nyata jika bisa dilihat, diukur, dan diklasifikasikan. Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai peran statistika dalam penelitian, mari kita cermati terlebih dahulu proses penelitian.

Proses Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara ilmiah, sehingga langkah-langkahnya sistematis. Penelitian dimulai dengan mengidentifikasi adanya masalah. Masalah merupakan gap atau perbedaan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Masalah ini yang akan dipecahkan peneliti dengan melakukan proses penelitian. Pemecahan masalah dimulai dengan teori yang diajukan oleh peneliti. Tentu saja dalam merumuskan teori peneliti tidak sembarangan, harus berdasarkan temuan-temuan atau teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Teori dari peneliti inilah yang disebut hipotesis, atau teori yang masih lemah karena belum diuji keberanannya. Hipotesis baru jawaban sementara dari permasalahan yang ingin dipecahkan peneliti. Proses penelitian selanjutnya adalah mengumpulkan fakta-fakta di lapangan untuk membuktikan apakah teori sementara yang diajukan peneliti tersebut benar atau salah.

Objek sasaran penelitian biasanya adalah masyarakat secara umum. Karena anggota dari populasi masyarakat itu sangat luas, makanya peneliti memilih sampel yang bisa merepresentasikan keadaan dari populasi. Asumsi dari pengumpulan data ini adalah bahwa kondisi sampel yang ada menggabarkan kondisi dari populasi, sehingga hasil temuan dari sampel dapat digeneralisasikan ke populasi. Untuk mendapatkan data juga diperlukan suatu instrumen yang teruji validitas dan reiabilitasnya. Setelah data sudah terkumpul, barulah data tersebut diolah dan disajikan sesuai kebutuahan peneliti dalam rangka membuktikan apakah hipotesis yang diajukan di awal terbukti atau tidak.Peran statistik sangat vital dalam hal ini karena valid atau tidaknya kesimpulan yang kita hasilkan tergantung dari bagaimana kita memperlakukan data yang ada. Setelah diketahui hasil analisis statistiknya langkah selanjutnya adalah menjelaskan dinamika dan menuliskan laporan secara umum. Secara ringkas, proses penelitian kuantitatif dapat dilihat pada bagan di bawah.


Peran Statistik dalam Penelitian
Setelah mengetahui proses dari penelitian secara umum, kita dapat membayangkan kira-kira pada bagian apa statistika dibutuhkan. Secara umum statistika dibutuhkan dalam empat tahap penelitian yakni:
1.  Penentuan sampel. Statistik diperlukan untuk menghiung berapa jumlah sampel yang diperlukan agar merepresentasikan populasi.
2.    Mengumpulkan data. Dalam pengumpulan data diperlukan suatu instrumen yang valid dan reliabel. Statistik berperan dalam menguji apalah instrumen yang digunakan sudah valid dan reliabel
3.    Menyajikan data. Dalam menyajikan data yang begitu banyak, diperlukan suatu teknik agar data tersebut lebih interaktif dan mudah dipahami oleh orang awam, misalnya dengan dibikin tabel atau diagram.
4.    Analisis data. Tentu saja kegunaan utama statistik adalah untuk analisis data dalam menguji hipotesis. Dalam hal ini ada beberapa teknik yang digunakan, seperti regresi, anova, SEM, dll.

Macam-macam statistik
Statistik dalam arti yang luas berarti alat untuk analisis dan alat untuk membuat keputusan. Sebagai alat, statistik punya beberapa macam yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Secara umum statistik dibagi atas dua, yait statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis data penelitian namun tidak digunakan untuk generalisasi/inferensi. Sedangkan jika peneliti ingin membuat kesimpulan atau generalisasi dari hasil temuan pada sampel penelitian ke populasi, maka statistik yang dipakai adalah statistik inferensial. Statistik iferensial sendiri terbagi atas dua jenis, yakni statistik parametrik dan non-paramaterisk. Statistik paramaterik digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio dengan distribusi normal, misalnya adalah korelasi product moment, regresi, anova, t-tes, dll. Sedangkan statistik non-parametrik digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinal dengan distribusi bebas, misalnya chi square, man whitney U test, kriskal-wallis, dll. Adanya berbagai macam statistik ini perlu diketahui agar peneliti dalam memperlakukan data penelitian tidak salah, sehingga dihasilkan kesimpulan yang menyesatkan.

Referensi


Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabet 

Mahasiswa PhD di ELTE, Hungaria. Dosen Psikologi di UMM, Indonesia.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

1 komentar:

Write komentar
Penelitian dan statistik memang tidak akan bisa dipisahkan. Meskpun ada jenis penelitian lain yang tidak membutuhkan peranan statistika yang dominan (penelitian kualitatif), namun untuk bisa menghasilkan kesimpulan yang bisa digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas diperlukan ilmu statistika. Penelitian yang demikian merupakan penelitian kuantitatif dengan paradigma positivistik, yakni suatu gejala itu adalah nyata jika bisa dilihat, diukur, dan diklasifikasikan. Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai peran statistika dalam penelitian, mari kita cermati terlebih dahulu proses penelitian.

Proses Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara ilmiah, sehingga langkah-langkahnya sistematis. Penelitian dimulai dengan mengidentifikasi adanya masalah. Masalah merupakan gap atau perbedaan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Masalah ini yang akan dipecahkan peneliti dengan melakukan proses penelitian. Pemecahan masalah dimulai dengan teori yang diajukan oleh peneliti. Tentu saja dalam merumuskan teori peneliti tidak sembarangan, harus berdasarkan temuan-temuan atau teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Teori dari peneliti inilah yang disebut hipotesis, atau teori yang masih lemah karena belum diuji keberanannya. Hipotesis baru jawaban sementara dari permasalahan yang ingin dipecahkan peneliti. Proses penelitian selanjutnya adalah mengumpulkan fakta-fakta di lapangan untuk membuktikan apakah teori sementara yang diajukan peneliti tersebut benar atau salah.

Objek sasaran penelitian biasanya adalah masyarakat secara umum. Karena anggota dari populasi masyarakat itu sangat luas, makanya peneliti memilih sampel yang bisa merepresentasikan keadaan dari populasi. Asumsi dari pengumpulan data ini adalah bahwa kondisi sampel yang ada menggabarkan kondisi dari populasi, sehingga hasil temuan dari sampel dapat digeneralisasikan ke populasi. Untuk mendapatkan data juga diperlukan suatu instrumen yang teruji validitas dan reiabilitasnya. Setelah data sudah terkumpul, barulah data tersebut diolah dan disajikan sesuai kebutuahan peneliti dalam rangka membuktikan apakah hipotesis yang diajukan di awal terbukti atau tidak.Peran statistik sangat vital dalam hal ini karena valid atau tidaknya kesimpulan yang kita hasilkan tergantung dari bagaimana kita memperlakukan data yang ada. Setelah diketahui hasil analisis statistiknya langkah selanjutnya adalah menjelaskan dinamika dan menuliskan laporan secara umum. Secara ringkas, proses penelitian kuantitatif dapat dilihat pada bagan di bawah.


Peran Statistik dalam Penelitian
Setelah mengetahui proses dari penelitian secara umum, kita dapat membayangkan kira-kira pada bagian apa statistika dibutuhkan. Secara umum statistika dibutuhkan dalam empat tahap penelitian yakni:
1.  Penentuan sampel. Statistik diperlukan untuk menghiung berapa jumlah sampel yang diperlukan agar merepresentasikan populasi.
2.    Mengumpulkan data. Dalam pengumpulan data diperlukan suatu instrumen yang valid dan reliabel. Statistik berperan dalam menguji apalah instrumen yang digunakan sudah valid dan reliabel
3.    Menyajikan data. Dalam menyajikan data yang begitu banyak, diperlukan suatu teknik agar data tersebut lebih interaktif dan mudah dipahami oleh orang awam, misalnya dengan dibikin tabel atau diagram.
4.    Analisis data. Tentu saja kegunaan utama statistik adalah untuk analisis data dalam menguji hipotesis. Dalam hal ini ada beberapa teknik yang digunakan, seperti regresi, anova, SEM, dll.

Macam-macam statistik
Statistik dalam arti yang luas berarti alat untuk analisis dan alat untuk membuat keputusan. Sebagai alat, statistik punya beberapa macam yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Secara umum statistik dibagi atas dua, yait statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis data penelitian namun tidak digunakan untuk generalisasi/inferensi. Sedangkan jika peneliti ingin membuat kesimpulan atau generalisasi dari hasil temuan pada sampel penelitian ke populasi, maka statistik yang dipakai adalah statistik inferensial. Statistik iferensial sendiri terbagi atas dua jenis, yakni statistik parametrik dan non-paramaterisk. Statistik paramaterik digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio dengan distribusi normal, misalnya adalah korelasi product moment, regresi, anova, t-tes, dll. Sedangkan statistik non-parametrik digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinal dengan distribusi bebas, misalnya chi square, man whitney U test, kriskal-wallis, dll. Adanya berbagai macam statistik ini perlu diketahui agar peneliti dalam memperlakukan data penelitian tidak salah, sehingga dihasilkan kesimpulan yang menyesatkan.

Referensi


Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabet 

1 comment

Artikel Lainnya