Paired sample t-test digunakan dalam penelitian komparasi
dengan membandingkan nilai dari dua kelompok yang yang berkaitan. Kelompok yang
berkaitan berarti data didapat dari dua kelompok dengan subjek yang sama namun
dalam waktu pengetesan yang berbeda. Misalkan kita ingin membandingkan konsentrasi
siswa sebelum dan sesudah makan siang, maka teknik ini dapat digunakan. Teknik
ini masuk dalam keluarga teknik analisis statistik parametrik, sehingga untuk
dapat dilakukan analisis harus dipenuhi beberapa asumsi. Salah satu asumsi yang
berlaku bagi semua analisis statistik parametrik adalah asumsi normalitas.
Untuk menguji asumsi normalitas caranya dapat dilihat di sini.
Selain untuk penelitian survey, teknik ini juga sering
dilakukan untuk analisis penelitian eksperimen dengan desain satu kelompok.
Berikut ini adalah contoh penelitian yang analisisnya menggunakan paired sample
t test.
Kasus
Penelitian ingin mengetahui apakah pemberian musik klasik
selama belajar dapat menurunkan stress. Satu kelompok digunakan dalam
penelitian ini, yakni kelompok eskperimen yang diberikan musik klasik. Sebelum
diberikan musik klasik, subjek diukur tingkat stress nya (pre-test), kemudian
setelah diberikan musik klasik diukur kembali tingkat stress nya (post-test). Hasil
pre-test dan post-test kemudian dibandingkan. Jika ada perbedaan stress antara pre-test
dan post-test, dimana pre-test stress nya lebih tinggi, maka dapat disimpulkan
pemberian musik klasik efektif untuk menurunkan stress.
Identifikasi
variabel
Variabel independen :
pemberian musik klasik
Variabel dependen :
stress
Hipotesis : ada perbedaan stress antara sebelum
diberi musik klasik (pre-test) dan setelah diberi musik klasik (post-test).
Skor stress pre-test memiliki mean yang lebih tingg i dibanding skor stress
post-test.
Teknik analisis: paired
sample t-test
Cara analisis di
SPSS
Untuk melakukan analisis di SPSS, berikut langkah yang
harus dilakukan.
1.
Masukan data skor stress saat pre-test pada kolom pertama
dan skor stress saat post-test pada kolom kedua
2.
Masuk ke tab variable
view, lalu beri nama variabel pertama dengan nama pre_test dan variabel kedua dengan nama post_test
3.
Mulai analisis dengan klik analyze – compare means – paired sample t-tets
4.
Masukkan variabel pre_test
ke variable1 dan post_test ke variable2
5.
Klik OK
Output analisis
Output analisis terbagi atas tiga tabel. Tabel pertama
berisi statistik deskriptif, tabel kedua berisi korelasi antara pre-test dan
post-test, dan tabel ketiga berisi analisis statistik dengan t-tets.
Statistik
deskriptif
Dari tabel pertama kita dapat melihat bahwa jumlah subjek
pada saat pre-test dan post-tes sama-sama 23. Mean stress saat pre-test adalah
76,21 sementara saat post-test 70,60. Dari sini kita dapat lihat bahwa saat
pre-test tingkat stress nya lebih tinggi. Namun kita tidak bisa menyimpulkan
langsung dari statistik deskriptif, karena bisa jadi perbedaan mean ini hanya
karena sampling eror saja, oleh karena itu kita harus lihat pada uji signifikansi
analisis t-test.
Tabel kedua menunjukkan korelasi antara pengukuran saat
pre-test dan post-test. Dari output terlihat bahwa r=0,49 dengan p<0,05.
Dengan demikian ada korelasi positif yang signifikan antara pengukuran saat
pre-test dengan saat post-test. Hal ini menunjukkan keselarasan data pre-test
dan post-test.
Ananlisis paired
sample t-test
Output utama dari analisis independent sample t-test
adalah pada tabel ketiga. Untuk menguji hipotesis, kita bisa lihat pada kolom
di sebelah kanannya. Dari hasil analisis didapatkan nilai t = 4,29 dengan
p<0,01. Patokan untuk menilai uji t adalah sebagai berikut.
·
jika sig: p > 0,05 maka tidak ada perbedaan.
·
jika sig: p < 0,05 maka ada perbedaan pada
taraf sig 5%
·
jika sig: p < 0,01 maka ada perbedaan pada
taraf sig 1%
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan tingkat stress antara saat pre-test dan saat
post-test (t = 4,29 p<0,01). Mean menunjukkan
selisih mean antara saat pre-test dan saat post-test. Dari hasil analisis mean
adalah 6,39 dengan demikian karena nilainya positif maka variable1 (pre-test)
nilainya lebih tinggi dibandingkan variable2 (post-test), atau dengan kata lain
saat pre-test tingkat stress nya lebih tinggi dibanding saat post-test
95% confidence
interval of the difference merupakan rentang nilai perbedaan yang ditoleransi. Pada
kasus analisis ini, toleransi ini menggunakan taraf kepercayaan 95%, jadi
dengan taraf kepercayaan 95% rentang selisih konsentrasi kelompok kontrol dan
eksperimen adalah 3,30 sampai 9,47. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
musik klasik efektif untuk menurunkan stress.
Data untuk yang digunakan untuk latihan analisis data ini
dapat didownload di sini
selamat malam, ijin bertanya jika pada paired test bagaimana cara menguji homogenitas nya ya ? terima kasih
ReplyDeletepada paired t test kita tidak melakukan uji homogenitas
ReplyDelete