Reliabilitas (Konsep Teori Tes Klasik)

Mengapa judulnya dalam kurung konsep teori tes klasik? Karena tulisan ini akan mengulas jenis-jenis reliabilitas berdasarkan pendekatan teori tes klasik. Tentu saja ada pendekatan lain seperti konsep reliabilitas dalam Rasch model yang sedikit berbeda dengan pendekatan ini. Berikut ini adalah formula reliabilitas yang diturunkan dari konsep reliabilitas dari teori tes klasik.

Reliabilitas mengacu pada konsistensi skor yang diperoleh dari orang yang sama ketika ia dites kembali dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dites dengan tes yang berbeda namun item-item tes tersebut bersifat ekuivalen atau setara (Anastasi & Urbina, 1997). Berkaitan dengan asumsi di atas, dirumuskan pula mengenai konsep tes paralel. Menurut teori ini, dua bentuk tes diseut paralel apabila skor murni dari setiap subjek adalah sama pada kedua tes (T1=T2), dan bagi setiap populasi yang dikenai tes tersebut varians erornya adalah sama besar σe2 = σe2. Batasan tersebut mengandung arti bahwa mean dan varians skor tampak yang setara serta keduanya memiliki korelasi skor tampak dengan yang setara pula. Batasan lain yang dirumuskan adalah mengenai konsep essentially tau-equivalent. Kedua tes memiliki sifat tau-equivalent apabila besarnya perbedaan skor murni setiap individu pada kedua tes selalu sama. Itu artinya T1 = T2 + C, dimana C suatu bilangan konstan. Tes yang paralel sudah pasti tau-equivalent.
Koefisien Reliabilitas
Interpretasi 1: ρxx'
Korelasi skor tampak antara dua tes yang paralel
Koefisien reliablitas adalah sejauhmana distribusi skor tampak pada dua tes yang paralel berkorelasi

Interpretasi 2: ρxx'2
Besarnya proporsi varians X yang dijelaskan oleh hubungan liniernya dengan X'
Kuadrat koefisien reliabilitas adalah sama dengan besarnya proporsi varians X yag dijelaskan oleh hubungan liniernya dengan X’

Interpretasi 3: ρxx' = σt2x2
Koefisien reliabilitas adalah perbandingan varians skor murni dan varian skor tampak pada hasil ukur suatu tes

Interpretasi 4:  ρxx' = ρ2xt
Koefisien reliabilitas adalah kuadrat koefisien korelasi antara skor tampak dan skor murni.

Interpretasi 5: ρxx' = 1 - ρ2xe
Koefisien reliabilitas adalah sama dengan satu dikurangi oleh kuadrat koefisien korelasi skor tampat dan eror pengukuran

Interpretasi 6: ρxx' = 1 – σe2x2
Koefisien reliabilitas adalah satu dikurangi besarnya proporsi varians eror yang terkandung dalam varians skor tampak.

Interval Kepercaaan
Sekalipun skor murni individu dalam tes tidak dapat diketahui secara pasti, namun masih dapat dilakukan semacam estimasi untuk menentukan taraf estimasi dari skor murni.
Ƭ = X + SE(Zα/2)
Estimasi skor murni juga dapat dilakukan dengan melihat koefisien reliabilitas dan mean nya.
Ƭ = ρxx' (x - μx) + μx

Pendekatan Reliabilitas
Secara umum, perhitungan terhadap reliabilitas dapat dilakukan dengan tiga pendekatan, yakni tes-ulang (test-retest), pendekatan estimasi reliabiltas bentuk paralel (parallel-form), dan pendekatan penyajian tunggai (single trial administration), atau yang lebih dikenal dengan istilah konsistensi internal. Berikut penjelasan ketiga pendekatan tersebut.

Test-retest
Metode pengujian reliabilitas test-retest digunakan  pada saat ingin diketahui seberapa konsisten respon dari seorang peserta tes di waktu yang berbeda. Koefisien reliabilitas yang diperoleh dengan metode pengujian test-retest ini disebut sebagai koefisien stabilitas (Crocker & Algina, 1986). Metode pengujian ini dilakukan dengan menggunakan satu form tes dengan 2 kali sesi pengujian. Hasil pengujian dari kedua tes tersebut nantinya akan menghasilkan 2 distribusi skor tes yaitu skor tes dari sesi pengujian yang pertama dan skor tes dari tes yang sama namun dari sesi pengujian yang kedua. Koefisien reliabilitas diperoleh dengan cara melakukan perhitungan korelasi antar kedua distribusi skor tersebut, sehingga nantinya akan diperoleh suatu nilai korelasi yang dalam metode pengujian test-retest ini disebut sebagai koefisien stabilitas. Penyebutan koefisien stabilitas sebagai koefisien reliabilitas pada metode ini dimaksudkan pada kestabilan hasil pengukuran tes pada peserta tes yang sama antara hasil pengukuran tes yang pertama dengan tes yang kedua (Stability over time).

Parallel-form
Dalam metode test-retest, efek pengetahuan sebelumnya terhadap tes yang sama terutama ketika peserta tes masih dapat mengingat item-item tes yang dikerjakannya atau masih mengingat bagaimana cara mengerjakannya, menjadi permasalahan yang mungkin terjadi. Untuk mengatasi hal tersebut, digunakanlah metode pengujian reliabilitas lain yang serupa dengan metode test-retest, di mana peserta tes diuji dengan dua kali sesi pengerjaan tes namun dengan dua form test yang itemnya berbeda tapi memiliki sifat ekuivalen antar keduanya. Metode pengujian reliabilitas ini juga memiliki koefisien reliabilitas yang merupakan hasil korelasi antara skor tes pertama dan skor tes kedua. Koefisien reliabilitas dalam metode parallel-form mengukur dua hal yaitu kestabilitasan hasil pengukuran antar waktu dan konsistensi respon peserta tes terhadap item-item tes yang berbeda atau dua form tes yang berbeda (Anastasi & Urbina, 1997).

Konsistensi internal
Dalam pelaksanaannya, metode test-retest dan parallel-form memiliki beberapa kekurangan. Utuk test-retest kendala yang dihadapi adalah bagaimana menentukan interval waktu yang pas antara tes pertama dan kedua, sehingga tidak terjadi carry over effect (efek bawaan) yang mempengaruhi besaran koefisien yang dihasilkan. Sedangkan kendala utama bentuk  parallel-form adalah sulitnya menciptakan dua tes yang benar-benar paralel. Selain itu kedua metode tersebut juga kurang praktis karena harus disajikan dua kali. Dengan alasan yan dikemukakan di atas, metode penyajian tunggal yang menghasilkan koefisien konsistensi internal banyak digunakan karena memiliki nilai praktis yang lebih tinggi.

Komputasi koefisien konsistensi internal diawali dengan pembelahan tes menjadi beberapa bagian. Dalam pembelahan, apabila memungkinkan sebisa mungkin bentuk belahannya paralel, sehingga estimasi reliabilitas yang dihasilkan lebih akurat. Berikut adalah beberapa metode dalam pembelahan tes. Secara umum, untuk dilakukan pembelahan dua bagian ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi yaitu mean belah pertama dan kedua setara, varians belah pertama dan kedua setara, serta koefiesn korelasi belah pertama dan kedua tinggi. Ada beberapa metode yang adapat digunakan untuk estimasi reliabilitas belah dua.
Spearman-Brwon
 ρxx' = 2ρyy' / 1+ ρyy'
Dengan y adalah hasil belahan pertama dan y’ adalah hasil belahan kedua. Syarat untuk metode spearman-brown adalah kedua belahan harus parlalel. Apabila syarat ini tidak terpenuhi maka hasil estimasi reliabilitasnya tidak benar.

Rulon
ρxx' = 1 – σd2x2
Dengan d sama dengan eror yaitu nilai belahan pertama dikurangi belahan kedua. Syarat yang harus dipenuhi oleh metode Rulon ini adalah kedua belahan jumlah itemnya harus sama.

Alpha-Cronbach

Formula ini sama dengan formula Gutman, untuk kasus belah dua. Syarat yang harus dipenuhi oleh metode ini adalah kedua belahan harus tau ekuivalen dan berarti varians kedua belahan juga setara. Pelanggaran syarat ini berakibat hasil estimasi yang underestimate. Alpha cronbach tidak hanya bisa digunakan untuk belah dua saja, tapi juga bisa digunakan untuk belah berapapun. Berikut adalah formula umum Alpha Cronbach dengan tes dibelah sejumlah k belahan.
Formula umum alpha cronbach:




Kuder-Richardson

Kuder Richradson 20 (KR-20) adalah metode estimasi reliabilitas yang sama dengan Alpha, namun hanya digunakan untuk item-item yang dikotomi (skor 1 dan 0). KR-21 merupakan pengembangan dari KR-20 yang lebih tahan terhadap perbedaan varians antar item.
Apabila pembelahan dilakukan menjadi tiga bagian yang tidak sama panjang dapat diesmitasi dengan metode Krustoff, yakni
rxx' = st2/sx2

Referensi
Azwar, S. (2015). Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Anastasi, A. & Urbina, S. (1997). Psychological Testing. 7th edition. New Jersey: Prentice-Hall.
Crocker, L. & Algina, J. (1986). Introduction to classical and modern test theory. Fort Worth : Harcourt Brace Jovanovich College Publishers.

Mahasiswa PhD di ELTE, Hungaria. Dosen Psikologi di UMM, Indonesia.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Mengapa judulnya dalam kurung konsep teori tes klasik? Karena tulisan ini akan mengulas jenis-jenis reliabilitas berdasarkan pendekatan teori tes klasik. Tentu saja ada pendekatan lain seperti konsep reliabilitas dalam Rasch model yang sedikit berbeda dengan pendekatan ini. Berikut ini adalah formula reliabilitas yang diturunkan dari konsep reliabilitas dari teori tes klasik.

Reliabilitas mengacu pada konsistensi skor yang diperoleh dari orang yang sama ketika ia dites kembali dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dites dengan tes yang berbeda namun item-item tes tersebut bersifat ekuivalen atau setara (Anastasi & Urbina, 1997). Berkaitan dengan asumsi di atas, dirumuskan pula mengenai konsep tes paralel. Menurut teori ini, dua bentuk tes diseut paralel apabila skor murni dari setiap subjek adalah sama pada kedua tes (T1=T2), dan bagi setiap populasi yang dikenai tes tersebut varians erornya adalah sama besar σe2 = σe2. Batasan tersebut mengandung arti bahwa mean dan varians skor tampak yang setara serta keduanya memiliki korelasi skor tampak dengan yang setara pula. Batasan lain yang dirumuskan adalah mengenai konsep essentially tau-equivalent. Kedua tes memiliki sifat tau-equivalent apabila besarnya perbedaan skor murni setiap individu pada kedua tes selalu sama. Itu artinya T1 = T2 + C, dimana C suatu bilangan konstan. Tes yang paralel sudah pasti tau-equivalent.
Koefisien Reliabilitas
Interpretasi 1: ρxx'
Korelasi skor tampak antara dua tes yang paralel
Koefisien reliablitas adalah sejauhmana distribusi skor tampak pada dua tes yang paralel berkorelasi

Interpretasi 2: ρxx'2
Besarnya proporsi varians X yang dijelaskan oleh hubungan liniernya dengan X'
Kuadrat koefisien reliabilitas adalah sama dengan besarnya proporsi varians X yag dijelaskan oleh hubungan liniernya dengan X’

Interpretasi 3: ρxx' = σt2x2
Koefisien reliabilitas adalah perbandingan varians skor murni dan varian skor tampak pada hasil ukur suatu tes

Interpretasi 4:  ρxx' = ρ2xt
Koefisien reliabilitas adalah kuadrat koefisien korelasi antara skor tampak dan skor murni.

Interpretasi 5: ρxx' = 1 - ρ2xe
Koefisien reliabilitas adalah sama dengan satu dikurangi oleh kuadrat koefisien korelasi skor tampat dan eror pengukuran

Interpretasi 6: ρxx' = 1 – σe2x2
Koefisien reliabilitas adalah satu dikurangi besarnya proporsi varians eror yang terkandung dalam varians skor tampak.

Interval Kepercaaan
Sekalipun skor murni individu dalam tes tidak dapat diketahui secara pasti, namun masih dapat dilakukan semacam estimasi untuk menentukan taraf estimasi dari skor murni.
Ƭ = X + SE(Zα/2)
Estimasi skor murni juga dapat dilakukan dengan melihat koefisien reliabilitas dan mean nya.
Ƭ = ρxx' (x - μx) + μx

Pendekatan Reliabilitas
Secara umum, perhitungan terhadap reliabilitas dapat dilakukan dengan tiga pendekatan, yakni tes-ulang (test-retest), pendekatan estimasi reliabiltas bentuk paralel (parallel-form), dan pendekatan penyajian tunggai (single trial administration), atau yang lebih dikenal dengan istilah konsistensi internal. Berikut penjelasan ketiga pendekatan tersebut.

Test-retest
Metode pengujian reliabilitas test-retest digunakan  pada saat ingin diketahui seberapa konsisten respon dari seorang peserta tes di waktu yang berbeda. Koefisien reliabilitas yang diperoleh dengan metode pengujian test-retest ini disebut sebagai koefisien stabilitas (Crocker & Algina, 1986). Metode pengujian ini dilakukan dengan menggunakan satu form tes dengan 2 kali sesi pengujian. Hasil pengujian dari kedua tes tersebut nantinya akan menghasilkan 2 distribusi skor tes yaitu skor tes dari sesi pengujian yang pertama dan skor tes dari tes yang sama namun dari sesi pengujian yang kedua. Koefisien reliabilitas diperoleh dengan cara melakukan perhitungan korelasi antar kedua distribusi skor tersebut, sehingga nantinya akan diperoleh suatu nilai korelasi yang dalam metode pengujian test-retest ini disebut sebagai koefisien stabilitas. Penyebutan koefisien stabilitas sebagai koefisien reliabilitas pada metode ini dimaksudkan pada kestabilan hasil pengukuran tes pada peserta tes yang sama antara hasil pengukuran tes yang pertama dengan tes yang kedua (Stability over time).

Parallel-form
Dalam metode test-retest, efek pengetahuan sebelumnya terhadap tes yang sama terutama ketika peserta tes masih dapat mengingat item-item tes yang dikerjakannya atau masih mengingat bagaimana cara mengerjakannya, menjadi permasalahan yang mungkin terjadi. Untuk mengatasi hal tersebut, digunakanlah metode pengujian reliabilitas lain yang serupa dengan metode test-retest, di mana peserta tes diuji dengan dua kali sesi pengerjaan tes namun dengan dua form test yang itemnya berbeda tapi memiliki sifat ekuivalen antar keduanya. Metode pengujian reliabilitas ini juga memiliki koefisien reliabilitas yang merupakan hasil korelasi antara skor tes pertama dan skor tes kedua. Koefisien reliabilitas dalam metode parallel-form mengukur dua hal yaitu kestabilitasan hasil pengukuran antar waktu dan konsistensi respon peserta tes terhadap item-item tes yang berbeda atau dua form tes yang berbeda (Anastasi & Urbina, 1997).

Konsistensi internal
Dalam pelaksanaannya, metode test-retest dan parallel-form memiliki beberapa kekurangan. Utuk test-retest kendala yang dihadapi adalah bagaimana menentukan interval waktu yang pas antara tes pertama dan kedua, sehingga tidak terjadi carry over effect (efek bawaan) yang mempengaruhi besaran koefisien yang dihasilkan. Sedangkan kendala utama bentuk  parallel-form adalah sulitnya menciptakan dua tes yang benar-benar paralel. Selain itu kedua metode tersebut juga kurang praktis karena harus disajikan dua kali. Dengan alasan yan dikemukakan di atas, metode penyajian tunggal yang menghasilkan koefisien konsistensi internal banyak digunakan karena memiliki nilai praktis yang lebih tinggi.

Komputasi koefisien konsistensi internal diawali dengan pembelahan tes menjadi beberapa bagian. Dalam pembelahan, apabila memungkinkan sebisa mungkin bentuk belahannya paralel, sehingga estimasi reliabilitas yang dihasilkan lebih akurat. Berikut adalah beberapa metode dalam pembelahan tes. Secara umum, untuk dilakukan pembelahan dua bagian ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi yaitu mean belah pertama dan kedua setara, varians belah pertama dan kedua setara, serta koefiesn korelasi belah pertama dan kedua tinggi. Ada beberapa metode yang adapat digunakan untuk estimasi reliabilitas belah dua.
Spearman-Brwon
 ρxx' = 2ρyy' / 1+ ρyy'
Dengan y adalah hasil belahan pertama dan y’ adalah hasil belahan kedua. Syarat untuk metode spearman-brown adalah kedua belahan harus parlalel. Apabila syarat ini tidak terpenuhi maka hasil estimasi reliabilitasnya tidak benar.

Rulon
ρxx' = 1 – σd2x2
Dengan d sama dengan eror yaitu nilai belahan pertama dikurangi belahan kedua. Syarat yang harus dipenuhi oleh metode Rulon ini adalah kedua belahan jumlah itemnya harus sama.

Alpha-Cronbach

Formula ini sama dengan formula Gutman, untuk kasus belah dua. Syarat yang harus dipenuhi oleh metode ini adalah kedua belahan harus tau ekuivalen dan berarti varians kedua belahan juga setara. Pelanggaran syarat ini berakibat hasil estimasi yang underestimate. Alpha cronbach tidak hanya bisa digunakan untuk belah dua saja, tapi juga bisa digunakan untuk belah berapapun. Berikut adalah formula umum Alpha Cronbach dengan tes dibelah sejumlah k belahan.
Formula umum alpha cronbach:




Kuder-Richardson

Kuder Richradson 20 (KR-20) adalah metode estimasi reliabilitas yang sama dengan Alpha, namun hanya digunakan untuk item-item yang dikotomi (skor 1 dan 0). KR-21 merupakan pengembangan dari KR-20 yang lebih tahan terhadap perbedaan varians antar item.
Apabila pembelahan dilakukan menjadi tiga bagian yang tidak sama panjang dapat diesmitasi dengan metode Krustoff, yakni
rxx' = st2/sx2

Referensi
Azwar, S. (2015). Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Anastasi, A. & Urbina, S. (1997). Psychological Testing. 7th edition. New Jersey: Prentice-Hall.
Crocker, L. & Algina, J. (1986). Introduction to classical and modern test theory. Fort Worth : Harcourt Brace Jovanovich College Publishers.

No comments

Artikel Lainnya